BANGSA
PEMENANG
1
Petrus 2 : 9 - “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitahukan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”
Orang
Kristen di Indonesia memiliki kewarganegaraan yang ganda, sebagai warga negara
Indonesia dan juga sebagai warga negara Kerajaan Allah. Sebagaimana tertulis
pada ayat di atas, kita – orang Kristen - yang sejak semula ditetapkan menjadi
umat pilihan Allah dikatakan sebagai BANGSA YANG TERPILIH, BANGSA YANG KUDUS,
UMAT KEPUNYAAN ALLAH SENDIRI.
Sudah
seharusnya sebagai umat kepunyaan Allah, kita mensyukuri anugerah-Nya dengan
hidup sesuai tuntunan Raja kita yaitu Tuhan Allah melalui firman-Nya.
Namun
yang terjadi saat ini, banyak sekali umat Tuhan yang hidup tidak sesuai dengan undang-undang
yang berlaku di Kerajaan Allah, yaitu firman Tuhan yang ada dalam Alkitab itu.
Rasul
Paulus pada Galatia 5 : 1 mengingatkan umat Tuhan yang masih
berperilaku seperti itu, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka,
Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau
lagi dikenakan kuk perhambaan.”
Untuk memerdekakan umat yang
dicintai-Nya, Tuhan Yesus harus mengucurkan darah-Nya yang kudus di kayu salib,
di tengah hujatan dan cemoohan orang-orang yang membenci-Nya. Itu sungguh sebuah
harga yang sangat mahal. Tetapi sedihnya yang dimerdekakan banyak yang justru
ingin kembali diperbudak, diperhamba, dikenai kuk dibahunya.
Mengapa?
Karena diperhamba oleh dosa memang (terlihat)
begitu nikmat dan menyenangkan. Minum minuman keras (katanya) bisa membuat kita
lupa rasanya bersedih, demikian juga menggunakan narkoba. Pergaulan bebas
membuat kita bisa melampiaskan hasrat
dengan berganti-ganti pasangan, korupsi membuat kita bisa membeli barang-barang yang tidak terjangkau harganya
seperti kalau kita hanya mengandalkan gaji, merokok bisa membuat kita fokus
saat bekerja, dll.
Dalam
Alkitab, contoh kehidupan umat Tuhan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan
terjadi di jemaat Korintus. (Hal itu dapat dibaca pada 1 Korintus 5 dan 6)
Itulah
mengapa pada 1 Korintus 6 ayat 12, Rasul Paulus mengkritisi sikap
jemaat Korintus yang karena merasa telah dimerdekakan, mereka kadang
berpandangan boleh bertindak semaunya, termasuk diperbudak diri oleh nafsunya.
“Segala sesuatu halal
bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku tetapi aku
tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.”
Ayat
ini memiliki makna bahwa kemerdekaan / kebebasan bukan berarti bahwa kita boleh
melakukan segala sesuatu dengan sekehendak hati kita. Namun segala sesuatu yang
dilakukan adalah harus sesuatu yang berguna.
Padanan
dari 1 Korintus 6 : 12 adalah pada ayat 13-nya. Makanan adalah untuk perut, makanan
dan nafsu sexual adalah hal yang kodrati, namun Allah membuat tubuh tidak
semata-mata hanya untuk makanan dan napsu sexual. Menurut Rasul Paulus tubuh
memiliki arti yang jauh lebih mulia daripada sekedar yang sifatnya jasmaniah
saja. Karena tubuh memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek kepribadian
manusia secara utuh.
Baca
1 Korintus 3 ayat 16, ”Tidak tahukah kamu bahwa kamu
bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu?” Baca juga 1 Korintus 6 : 15, “Tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota
Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!”
Memang
tidak pantas, orang Kristen yang tubuhnya menjadi kediaman Roh Kudus, Roh
Allah, masih menggunakan tubuhnya untuk melakukan hal-hal yang tidak benar.
Ada
3 hal utama yang ditekankan kepada jemaat Korintus oleh Rasul Paulus, dan diawali
dengan kalimat “tidakkah kamu tahu?” :
Pertama, Rasul Paulus menegaskan kembali
bahwa sebagai orang percaya yang telah mengikatkan dirinya kepada Tuhan, mereka
sudah menjadi satu roh dengan Kristus (ay17).
Oleh
karena itu tubuh harus dijaga dan digunakan semata-mata untuk memenuhi maksud
yang dikehendaki Allah.
Kedua, Tubuh orang percaya adalah Bait Roh
Kudus, sehingga setiap orang Kristen adalah tempat kediaman Roh Kudus yang
notabene milik Allah.
Dalam
konteks ini, orang Kristen pada hakekatnya adalah bukan orang yang merdeka atas
tubuhnya, namun harus memakai tubuhnya semata-mata untuk kemuliaan Allah.
Karena
dalam tubuh orang Kristen bersemayam Roh
Kudus maka, Rasul Paulus meminta jemaat Korintus untuk menjaga kekudusan tubuh
mereka. Ay 18, Rasul Paulus memperingatkan dengan keras kepada jemaat di
Korintus untuk “menjauhkan diri dari
percabulan”, tidak hanya sekedar menahan diri namun dalam arti diminta
untuk secara aktif mengindari.
Ketiga, Rasul Paulus menegaskan kembali,
bahwa tubuh orang percaya adalah bait Roh Kudus yang berasal dari Allah.
Oleh
karena itu orang percaya tidak sepenuhnya merdeka dalam arti yang “bebas
semaunya” dalam memperlakukan tubuhnya, karena tidak hanya jiwa tapi tubuhpun
menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk mewujudkan maksud dan tujuan-tujuan
Allah, dimana sesudah mati, tubuh akan IA bangkitkan. Namun hendaknya tubuh
yang telah dimerdekakan melalui tebusan karya penyelamatan Kristus, haruslah
dipakai untuk memuliakan Allah.
Apa
yang harus kita lakukan agar kita menjadi seorang pemenang, seorang yang tidak
lagi diperbudak oleh dosa?
1)
Baca
1
Korintus 10 : 6 : JANGAN MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT.
2)
Baca
1 Korintus 10 : 11 : KENALI FIRMAN AGAR TIDAK MASUK TIPU DAYA IBLIS.
3)
Baca
1 Korintus 10 : 12 : HATI-HATI UNTUK
TIDAK SOMBONG.
4)
Baca
1 Korintus 10 : 13 : JANGAN TAKUT
KARENA TUHAN PASTI AKAN MENOLONG.
Kita sudah ditebus,
harganya yang sangat mahal
sudah dibayar lunas, Mari kita pertahankan kemerdekaan yang diberikan Tuhan itu
dengan sungguh-sungguh.
Jangan lagi mau diperhamba!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
When there is a will, there is a way