Kamis, 08 November 2012


HAPPY VALENTINE
1 Petrus 4 : 8,   Markus 12 : 28 - 31
            Tanggal 14 Februari, dirayakan sebagai hari Valentine di Amerika Serikat, dan sekarang ini bahkan dirayakan di hampir seluruh negara di dunia. Anak-anak membuat poster bergambar hati untuk ayah dan ibu mereka dan anggota keluarga yang lain. Para tetangga saling mengantarkan kue dan cokelat berbentuk hati. Di sekolah dan di tempat kerja orang saling berbagi cokelat atau gula-gula berbentuk hati. Kantor pos sibuk mengantarkan kartu bergambar hati hati, karena banyak orang berkirim kartu kepada sanak saudara, teman, atau pacar. Orang saling mengucapkan,”Happy Valentine’s Day, You are my Valentine”.
            Baru-baru ini bahkan ada sebuah hotel yang menawarkan sebuah kamar yang seluruh bagian dalamnya dihias dengan cokelat yang sebagian di antaranya bisa dimakan.  
Apa asal usul hari Valentine?  Menurut tradisi yang dapat dipercaya, Valentine lahir pada tanggal 14 Februari 270.  ia menjadi uskup di kota Terni, Italia yang menyayangi dan disayangi banyak orang. Kotbah-kotbahnya sering berpokok pada kasih sayang Tuhan Yesus pada semua orang tanpa membedakan kedudukan atau asal usulnya. Semua orang ingin mendapatkan kasih sayang dan semua orang bisa memberikan kasih sayang.  Ketika Kaisar Klaudius menghambat umat Kristen, Uskup Valentine ditangkap.  Namun dari penjara tempat dia disekap dan dianiaya, Valentine mengingat setiap orang yang dicintainya.  Dalam sel, setiap hari dia membuat kartu bergambar hati, dengan ucapan “aku cinta padamu” dan mengirimkannya kepada setiap orang yang dicintainya.
Semua orang yang ada di penjara itu juiga merasakan kasih sayang Valentine. Mereka menmpelkan kartu bergambar hati di sel masing-masing.  Setelah Valentine dihukum mati, orang-orang di penjara itu melanjutkan kebiasaan membuat dan mengirimkan kartu bergambar hati. Di kemudian hari, gereja menyatakan Valentine sebagai seorang  santo.Begitulah sekarang ini tanggal 14 Februari dirayakan sebagai hari Santo Valentine.
Valentine menyelami lubuk hati setiap orang. Tanpa kecuali tiap orang mempunyai kebutuhan untuk dicintai dan juga mencintai. Kehadiran orang-orang yang dapat kita cintai dan mencintai kita terasa menjadikan hidup ini lebih indah dan bermakna.
Memang itulah indahnya hidup. Kita bisa menunjukkan kasih sayang pada orang lain dan serempak dengan itu kita pun menimbulkan kasih sayang pada orang lain sehingga mereka pun menyayangi kita.
Ada contoh dalam Alkitab tentang hal itu, bisa kita baca dari  Ester 2 : 15. Di situ tertulis,”Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia”.  Arti kalimat itu adalah bahwa semua orang yang bergaul dengan Estermencintai dia. Mengapa demikian? Karena Ester menunjukkan kasih sayangnya pada mereka. Sebagaimana ayunan langkah kedua kaki dapat terjadi karena salah satu memulainya, demikian juga kasih sayang dan cinta. Kita tidak bisa mengharap orang mencintai kita, kalau kita sendiri tidak mencintai mereka. Kalau kita ramah, orang juga akan ramah terhadap kita. Kalau kita cemberut, orang juga akan cemberut pada kita. Cuaca hidup kita sehari-hari ditentukan oleh kita sendiri. Kalau muka kita masam, dunia juga akan bermuka masam pada kita. Kalau kita tersenyum, dunia juga akan tersenyum pada kita. Kasih sayang berputar secara timbal balik. Ketika kita memberi, orang lain menerima, saat itu timbullah kasih sayang pada orang lain terhadap kita.     
Pertanyaan kita sekarang seberapa besar kasih yang ada dalam diri kita?  Renungkan kisah berikut ini :
Ada seorang laki-laki bernama Charles Lamb. Dia pernah begitu mencintai seorang wanita. Tetapi dia harus melupakan keinginannya untuk menikah ketika melihat bahwa keluarganya sangat membutuhkan pertolongan dan perhatiannya, terkhusus saudara perempuannnya, Mary, yang sudah berkali-kali mengalami gangguan mental.
Suatu hari penyakit Mary kambuh, ia mengamuk dan menikam ibunya sehingga meninggal.Sejak saat itu Charles memutuskan untuk menjadi penjaga Mary. Selama tiga puluhan tahun, ia menjaga Mary dengan penuh kewaspadaan. Seorang teman Charles berkata bahwa ia beberapakali melihat Charles dan Mary bergandengan menuju rumah sakit jiwa. Mata keduanya basah oleh airmata. Sungguh ini merupakan kisah sedih, sekaligus kisah yang luar biasa.
Dari kisah di atas, kita mendapat suatu pelajaran penting, kasih itu butuh pengorbanan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita mencintai seseorang dengan hanya memberinya kartu bergambar hati atau cokelat. Kita juga harus mau berkorban untuknya.
Saat ini, mari kita menginstropeksi seberapa besar kasih yang sudah kita nyatakan terhadap:
a.      Allah
Ingat jauh sebelum budaya Valentine ada, Allah telah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya pada kita dengan cara memberikan hadiah yang luar biasa, yaitu putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Responlah kasih Allah ini dengan   menyatakan kasih kita kepada-Nya dalam pikiran dan tindakan kita.
b. Keluarga
Keluarga adalah orang-orang terdekat, kita memiliki pertalian darah dengan mereka. Pengorbanan apakah yang sudah kita berikan demi membahagiakan keluarga kita? Mungkin sekali mereka sedang membutuhkan perhatian dan pertolongan kita saat ini.
c. Saudara seiman
Hiduplah rukun dan saling mengasihi terhadap saudara seiman. Kita adalah Keluarga Allah yang seharusnya saling peduli dan  saling menopang satu dengan yang lain.
d. Rekan sekolah/sekerja
Kebencian, rasa tidak suka, dan irihati sering muncul di sekolah atau di tempat kerja. Pada hal kita mencari ilmu dan mencari rezeki di tempat yang sama. Oleh karena itu bukankah akan lebih baik kalau kita melakukannya dalam suasana kasih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

When there is a will, there is a way