Yang Muda atauYang Tua?
Kalau kita memilih buah, pilih
yang tua atau yang muda? Pasti menjawabnya: “Ya tergantung buah apa dulu”. Kalau buah mentimun, jelas enak yang muda.
Tidak ada to yang memilih buah mentimun yang sudah tua, kuning, dan
keriput. Jangankan orang, kancil saja
nggak mau. Begitu juga dengan buah
kelapa. Kalau sedang berada di Semarang,
Yogyakarta, Jakarta atau Surabaya, di waktu siang bolong, pada saat panasnya ruarrr biasa tentu kita akan memilih kelapa
muda. Di tambah es, diminumnya di bawah pohon yang rindang, pasti akan terasa maknyus.
Bagaimana dengan orang? Mana
yang lebih berguna, yang muda atau yang tua?
Bila kita harus pergi ke dokter karena sakit, mana yang dipilih, dokter
muda yang baru saja lulus atau dokter tua yang hampir pensiun?
Pembedaan antara
tua dan muda terjadi dalam banyak urusan. Ada
pandangan yang mengagungkan masa muda. Sebaliknya ada yang mengagungkan masa
tua. Padangan yang mengagungkan masa muda berkata,”Yang berguna bagi masyarakat
adalah orang muda. Orang muda lebih kreatif, lebih produktif, berpikir dinamis
dan cakap memimpin.” Benarkah itu? Coba perhatikan data berikut : Soekarno baru berumur 27 tahun ketika
mendirikan PNI, RA Kartini baru berumur 21 tahun ketika mendirikan sekolah bagi
anak perempuan, Sudirman baru berumur 30 tahunan ketika menjadi Jenderal,
Iganatius Slamet Riyadi baru 26 tahun ketika menjadi Letnan Kolonel. Seorang tokoh pandangan ini bernama Simone de
Beauvoir berkata,”Orang yang sudah tua tidak berguna bagi masyarakat. Makin
tinggi umur orang, makin rendah pengetahuannya. Makin maju umur orang, makin
mundur kecakapan berpikirnya.”
Sebaliknya ada juga pandangan
yang mengagungkan masa tua. Dalam kitab Wulangreh, orang tua digambarkan
sebagai pohon beringin yang berakar dengan meluas dan mendalam. Kepada
orang tualah, orang berteduh dan
berguru. Kong Fu Tse (551-479 SM) juga mengagungkan masa tua. Ia berkata,”Pada umur 20, orang belajar
bijaksana, umur 30 tahun tumbuh bijaksana, umur 40 merasa bijkasana, umur 50
mencoba bijaksana, umur 60 mulai bijaksana, dan umur 70 baru bijaksana.”
Sekarang bagaimana dengan
ajaran Alkitab? Apakah Alkitab mengungkapkan salah satu masa? Yang mana? Atau keduanya? Mari kita lihat dan cermati : Pertama, tentang masa muda. Di Pengkotbah 11 : 9 tertulis,”Bersukarialah
...dalam kemudaanmu, biarlah hatumu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan
hatimu dan pandangan matamu...” Di sini
masa muda dianggap sebagai suatu kegembiraan dan Tuhan memberi kebebasan agar
orang menikmati masa muda. Namun tunggu dulu, ayat ini segera dilanjutkan
dengan,” ...tetapi, ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah membawa engkau
ke pengadilan.” Apa artinya itu? Artinya orang harus mempertanggungjawabkan penggunaan
masa mudanya kepada Tuhan. Ayat ini dilanjutkan dengan suatu pedoman,”Ingatlah
akan Penciptamu pada masa mudamu ...” (Pengkotbah 12:1). Kedua, tentang masa tua. Di Mazmur 92 : 13 – 16
tertulis,”Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma ...pada masa tua pun
mereka masih berbuah ...” Pemazmur ini
mengerti sifat pohon kurma. Umur pohon kurma mencapai puluhan tahun. Buah kurma
justru semakin berkualitas ketika pohonnya sudah tua. Pemazmur ini hendak berkata bahwa masa tua adalah masa
menghasilkan buah yang bermutu. Apa
sebabnya? Pemazmur ini
melanjutkan,”...mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran
Allah”. Masa tua adalah masa berbuah
karena berakar pada Tuhan. Apa
tujuan berbuah pada masa tua? Pemazmur ini menjawab,”...untuk memberitakan
bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku....” Artinya masa tua bukan untuk menganggur,
melainkan ada fungsinya, yaitu bersaksi pada generasi anak cucu tentang
kebenaran dan kesetiaan Tuhan.
Jadi,
Alkitab tidak mengagungkan masa muda lalu melecehkan masa tua. Sebaliknya,
Alkitab juga tidak mengagungkan masa tua lalu meremehkan masa muda. Dengan indahnya Yesaya 46 : 3 – 4 merangkum
sikap Tuhan terhadap masa muda dan masa tua:
“ ... hai orang-orang yang Kudukung sejak dari
kandungan yang Kujunjung tinggi sejak
dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku
menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau mendukung kamu terus, Aku mau
memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. Tulisan ini mengandung arti :
Pertama, Allah adalah Tuhan atas masa tua dan masa
muda.
Kedua, ini adalah pengakuan bahwa Tuhan memelihara
hidup kita di masa muda dan masa tua secara berkesinambungan.
Ketiga, ini adalah amanat agar masa muda dan masa tua
dijalani secara benar. Tuhan memberikan masa muda bukan supaya kita tenggelam
dalam obsesi mengejar pelbagai ambisi dan prestasi, kedudukan, kesenangan, dan
harta benda. Di sini terkandung
peringatan bahaya bahwa dalam masa muda kita begitu sibuk sehingga tidak punya
waktu untuk Tuhan dan orang lain. Yesaya
mengingatkan bahwa kita menjalani masa muda bukan karena kekuatan sendiri
tetapi karena Tuhan menjunjung kita.
Amanat ini juga memberi peringatan tentang masa tua.
Tuhan memberi masa tua bukan supaya kita hanya melihat hal-hal yang jelek dan
menjengkelkan. Masa ini diberikan bukan hanya untuk mengeluh, tetapi untuk
melihat hal-hal yang baik yaitu bahwa Tuhan sungguh telah bermurah hati dan
bahwa pada saat kita menjalani masa tua bukan sendirian, melainkan Tuhan sedang
menggendong kita.
Baik terhadap masa muda maupun masa tua Alkitab
menegur sekaligus menghibur. Baik masa muda maupun masa tua memiliki bahaya dan
indahnya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
When there is a will, there is a way