Minggu, 18 November 2012



Apa perbedaan antara talenta dan karunia roh?

Jawaban: 
Ada persamaan dan perbedaan antara talenta dan karunia roh. Keduanya adalah pemberian Allah. Keduanya menjadi makin efektif ketika makin sering digunakan. Keduanya digunakan untuk kepentingan orang lain, bukan untuk tujuan pribadi. 1 Korintus 12:7 menjelaskan bahwa karunia roh diberikan untuk kepentingan orang lain … bukan untuk diri sendiri. Karena kedua perintah agung berhubungan dengan mengasihi Allah dan sesama, maka jelaslah bahwa seseorang haruslah menggunakan talentanya untuk tujuan tsb. Namun talenta dan karunia roh berbeda dalam hal kepada siapa itu diberikan dan kapan diberikan. Seseorang (tanpa memandang kepercayaannya kepada Allah atau Kristus) diberikan bakat alamiah sebagai hasil kombinasi genetik (sebagian orang memiliki bakat alamiah dalam bidang musik, kesenian, atau matematika) dan lingkungan (bertumbuh dalam keluarga yang menggemari musik akan membantu seseorang mengembangkan talenta musik), atau karena Allah berkehendak menganugrahkan orang-orang tertentu dengan talenta tertentu (misalnya Bezaleel dalam Keluaran 31:1-6). Karunia Roh diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya (Roma 12:3, 6) pada saat mereka menaruh iman mereka kepada Kristus untuk mendapatkan pengampunan dosa. Pada waktu itu Roh Kudus memberi orang percaya karunia rohani yang Dia ingin orang percaya tsb. miliki (1 Korintus 12:11). Ada tiga kategori utama untuk karunia rohani…
Roma 12:3-8 mencantumkan karunia rohani berikut ini: nubuat, melayani (dalam pengertian umum), mengajar, menasihati, membagi-bagikan sesuatu, memimpin, dan menunjukkan kemurahan. 1 Korintus 12:8-11 mencantumkan karunia roh sbb: kata-kata hikmat (kemampuan untuk mengkomunikasikan hikmat rohani), berkata-kata dengan pengetahuan (kemampuan untuk mengkomunikasikan kebenaran praktis), iman (bersandar kepada Allah secara luar biasa), melakukan mujizat, nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berbahasa roh (kemampuan untuk berbicara dalam bahasa yang belum pernah dipelajari), dan menafsirkan bahasa roh. Daftar yang ketiga terdapat dalam Efesus 4:10-12 yang berbicara mengenai Allah memberikan gerejaNya para rasul, nabi, pekabar Injil, dan gembala-pengajar. Ada pertanyaan mengenai sebetulnya ada berapa banyak karunia roh karena tidak ada daftar yang sama. Ada juga kemungkinan bahwa daftar dalam Alkitab bukanlah daftar yang lengkap, bahwa masih ada karunia roh lainnya yang tidak dicantumkan oleh Alkitab. 
Walaupun seseorang sering dapat mengembangkan talentanya dan kemudian mengarahkan profesi atau hobinya seturut dengan talenta tsb., karunia roh diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun gereja Kristus. Dalam hal ini semua orang Kristen memiliki peranan aktif dalam perluasan injil Kristus. Semua dipanggil dan diperlengkapi untuk ambil bagian dalam “pekerjaan pelayanan” (Efesus 4:12). Semua diberikan karunia sehingga mereka dapat mendukung pekerjaan Kristus karena rasa syukur untuk apa yang telah dilakukanNya bagi mereka. Dengan berlaku demikian, mereka juga mendapatkan kepuasan hidup melalui jerih payah mereka bagi Kristus. Adalah tugas dari para pemimpin gereja untuk menolong membangun para orang kudus sehingga mereka dapat diperlengkapi lebih lanjut untuk pelayanan yang sesuai dengan panggilan Allah kepada mereka. Hasil yang dikehendaki oleh karunia roh adalah gereja sebagai kesatuan dapat bertumbuh, diperkuat oleh kombinasi dari setiap anggota tubuh. 

Untuk menyimpulkan perbedaan antara karunia roh dan talenta: (1) Talenta adalah hasil dari genetik dan/atau latihan, sedangkan karunia roh adalah hasil dari kuasa Roh Kudus. (2) Talenta dapat dimiliki oleh siapa saja, Kristen atau bukan Kristen, sedangkan karunia roh hanya dimiliki oleh orang-orang Kristen. (3) Walaupun talenta dan karunia roh seharusnya digunakan bagi kemuliaan Kristus dan untuk melayani orang lain, karunia roh berfokus pada karya ini sementara talenta bisa saja digunakan untuk sesuatu yang sama sekali tanpa tujuan rohani.

Jumat, 09 November 2012

Bahan Pemahaman Alkitab Dewasa




SIFAT ORANG KRISTEN YANG DEWASA ROHANI
Bacaan : 1 Petrus 3 : 8 - 12

Pengantar :
Dalam  kehidupan  Kekristenan  terdapat beberapa tingkatan / tipe orang. Ada orang  yang secara fisik  belum  dewasa  dan secara rohani  juga  belum  dewasa,  ada orang  yang  secara fisik belum dewasa tetapi secara  rohani  sudah  dewasa,   ada  orang yang secara  fisik  sudah  dewasa  tetapi  secara  rohani belum dewasa, dan ada orang yang secara  fisik  dan  secara  rohani  sudah  dewasa.  
Sebetulnya  seperti apakah orang Kristen yang dewasa secara rohani itu?  Menurut Rasul Petrus, orang (jemaat)  Kristen disebut dewasa kalau memiliki sedikitnya 5 (lima) sifat berikut :

  1. Seia sekata dan saling mengasihi
Walaupun dalam jemaat terdapat orang-orang yang berbeda suku bangsa, bahasa, adat istiadat, pendapat, dll, tetapi harus benar-benar ada “sehati dan seia sekata” agar jemaat dapat hidup sebagai suatu persekutuan.

  1. Seperasaan
Dalam bahasa aslinya “sparasso” artinya sama merasakan sakit. Hendaknya setiap anggota jemaat turut merasakan dukacita dan sukacita serta pengalaman baik maupun pahit dari saudaranya seiman.

  1. Penyayang
Sifat penyayang muncul dari hati yang lemah lembut terhadap orang lain, menaruh belas kasihan terhadap semua orang yang susah hidupnya.

  1. Rendah hati
Rendah hati bukan hanya bertindak sebagai orang yang sopan. Rendah hati adalah dasar untuk suatu kehidupan yang sopan. Rendah hati adalah selalu mendahulukan orang lain.

  1. Mengasihi musuh (baca Matius 5 : 44)
Kita dipilih bukan hanya untuk mengasihi sesama umat Allah, tetapi juga orang-orang yang memusuhi kita. Kita tidak diajar untuk membenci, mendendam, atau membalas mereka yang menganiaya kita, tetapi sebaliknya untuk memberkati mereka.


Bahan sharing / pertanyaan aplikasi :
  1. Sebagai orang Kristen kita dapat hidup dalam salah satu tahap berikut ini : membalas kebaikan dengan kejahatan (tahap Iblis), membalas baik dengan baik, jahat dengan jahat (tahap manusiawi), membalas kejahatan dengan kebaikan (tahap Ilahi). Manakah tahapan Anda, sharingkan pengalaman Anda!

  1. Apakah hambatan-hambatan yang Anda temui (bila ada) untuk tumbuh dewasa dalam rohani? Sharingkan pengalaman Anda!

  1. Menurut Anda bagaimanakah caranya agar orang-orang Kristen bisa tumbuh dewasa secara rohani? Jika jawaban Anda didasarkan pada ayat Alkitab, sebutkan!

BANGSA PEMENANG

1 Petrus 2 : 9  - “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitahukan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”

Orang Kristen di Indonesia memiliki kewarganegaraan yang ganda, sebagai warga negara Indonesia dan juga sebagai warga negara Kerajaan Allah. Sebagaimana tertulis pada ayat di atas, kita – orang Kristen - yang sejak semula ditetapkan menjadi umat pilihan Allah dikatakan sebagai BANGSA YANG TERPILIH, BANGSA YANG KUDUS, UMAT KEPUNYAAN ALLAH SENDIRI.   

Sudah seharusnya sebagai umat kepunyaan Allah, kita mensyukuri anugerah-Nya dengan hidup sesuai tuntunan Raja kita yaitu Tuhan Allah melalui firman-Nya.

Namun yang terjadi saat ini, banyak sekali umat Tuhan yang hidup tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Kerajaan Allah, yaitu firman Tuhan yang ada dalam Alkitab itu.


            Rasul Paulus pada Galatia 5 : 1 mengingatkan umat Tuhan yang masih berperilaku seperti itu, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”

            Untuk memerdekakan umat yang dicintai-Nya, Tuhan Yesus harus mengucurkan darah-Nya yang kudus di kayu salib, di tengah hujatan dan cemoohan orang-orang yang membenci-Nya. Itu sungguh sebuah harga yang sangat mahal. Tetapi sedihnya yang dimerdekakan banyak yang justru ingin kembali diperbudak, diperhamba, dikenai kuk dibahunya.

Mengapa?

            Karena diperhamba oleh dosa memang (terlihat) begitu nikmat dan menyenangkan. Minum minuman keras (katanya) bisa membuat kita lupa rasanya bersedih, demikian juga menggunakan narkoba. Pergaulan bebas membuat kita bisa  melampiaskan hasrat dengan berganti-ganti pasangan, korupsi membuat kita bisa membeli  barang-barang yang tidak terjangkau harganya seperti kalau kita hanya mengandalkan gaji, merokok bisa membuat kita fokus saat bekerja, dll. 

Dalam Alkitab, contoh kehidupan umat Tuhan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan terjadi di jemaat Korintus. (Hal itu dapat dibaca pada 1 Korintus 5 dan 6)

Itulah mengapa pada 1 Korintus 6 ayat 12, Rasul Paulus mengkritisi sikap jemaat Korintus yang karena merasa telah dimerdekakan, mereka kadang berpandangan boleh bertindak semaunya, termasuk diperbudak diri oleh nafsunya.

“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.”

Ayat ini memiliki makna bahwa kemerdekaan / kebebasan bukan berarti bahwa kita boleh melakukan segala sesuatu dengan sekehendak hati kita. Namun segala sesuatu yang dilakukan adalah harus sesuatu yang berguna.

Padanan dari 1 Korintus 6 : 12 adalah pada ayat 13-nya. Makanan adalah untuk perut, makanan dan nafsu sexual adalah hal yang kodrati, namun Allah membuat tubuh tidak semata-mata hanya untuk makanan dan napsu sexual. Menurut Rasul Paulus tubuh memiliki arti yang jauh lebih mulia daripada sekedar yang sifatnya jasmaniah saja. Karena tubuh memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek kepribadian manusia secara utuh.

Baca 1 Korintus 3 ayat 16, ”Tidak tahukah kamu bahwa kamu bait  Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”   Baca juga 1 Korintus 6 : 15, “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!”

Memang tidak pantas, orang Kristen yang tubuhnya menjadi kediaman Roh Kudus, Roh Allah, masih menggunakan tubuhnya untuk melakukan hal-hal yang tidak benar.  

Ada 3 hal utama yang ditekankan kepada jemaat Korintus oleh Rasul Paulus, dan diawali dengan kalimat “tidakkah kamu tahu?” :

Pertama, Rasul Paulus menegaskan kembali bahwa sebagai orang percaya yang telah mengikatkan dirinya kepada Tuhan, mereka sudah menjadi satu roh dengan Kristus (ay17).

Oleh karena itu tubuh harus dijaga dan digunakan semata-mata untuk memenuhi maksud yang dikehendaki Allah.

Kedua, Tubuh orang percaya adalah Bait Roh Kudus, sehingga setiap orang Kristen adalah tempat kediaman Roh Kudus yang notabene milik Allah.

Dalam konteks ini, orang Kristen pada hakekatnya adalah bukan orang yang merdeka atas tubuhnya, namun harus memakai tubuhnya semata-mata untuk kemuliaan Allah.

Karena dalam tubuh orang Kristen bersemayam  Roh Kudus maka, Rasul Paulus meminta jemaat Korintus untuk menjaga kekudusan tubuh mereka. Ay 18, Rasul Paulus memperingatkan dengan keras kepada jemaat di Korintus untuk “menjauhkan diri dari percabulan”, tidak hanya sekedar menahan diri namun dalam arti diminta untuk secara aktif mengindari.

Ketiga, Rasul Paulus menegaskan kembali, bahwa tubuh orang percaya adalah bait Roh Kudus yang berasal dari Allah.

Oleh karena itu orang percaya tidak sepenuhnya merdeka dalam arti yang “bebas semaunya” dalam memperlakukan tubuhnya, karena tidak hanya jiwa tapi tubuhpun menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk mewujudkan maksud dan tujuan-tujuan Allah, dimana sesudah mati, tubuh akan IA bangkitkan. Namun hendaknya tubuh yang telah dimerdekakan melalui tebusan karya penyelamatan Kristus, haruslah dipakai untuk memuliakan Allah.


Apa yang harus kita lakukan agar kita menjadi seorang pemenang, seorang yang tidak lagi diperbudak oleh dosa?

1)   Baca 1 Korintus 10 : 6 : JANGAN MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT.

2)   Baca 1 Korintus 10 : 11 : KENALI FIRMAN AGAR TIDAK MASUK TIPU DAYA IBLIS.

3)   Baca 1 Korintus 10 : 12 : HATI-HATI UNTUK TIDAK SOMBONG.

4)   Baca 1 Korintus 10 : 13 : JANGAN TAKUT KARENA TUHAN PASTI AKAN MENOLONG.


Kita  sudah  ditebus,   harganya   yang   sangat mahal sudah dibayar lunas, Mari kita pertahankan kemerdekaan yang diberikan Tuhan itu dengan sungguh-sungguh.

Jangan lagi mau diperhamba!!

Kamis, 08 November 2012


Menjadi Seperti Anak Kecil

Bacaan : Matius 18 : 2 – 3
Kegiatan : Menuliskan hal-hal positif / sifat-sifat positif yang dapat ditemui pada seorang anak kecil

          Ada beberapa kisah yang berceritakan tentang Tuhan Yesus dengan anak kecil. Tuhan mengajarkan kepada umat-Nya sesuatu hal luar biasa yang dapat ditemui dari seorang anak kecil.

1.     Polos
Belum tercemar pikiran yang negatif
2.     Pemaaf
Cepat memaafkan jika habis berselisih dengan temannya
3.     Berani
Tidak memikirkan bahaya yang akan terjadi karena dia tahu ada orang tuanya
4.     Percaya penuh kepada orang tuanya
5.     Selalu berharap kepada orang tuanya
6.     Bergantung penuh pada orang tuanya
7.     Tidak pernah berhenti meminta sesuatu pada orang tuanya
8.     Tidak pernah kuatir akan masa depan
9.     Senang berada di dekat orang tuanya
10.   Terus terang
Mengatakan segala sesuatu apa adanya

          Untuk dapat mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan, kita harus juga belajar untuk menjadi seperti seorang anak kecil
          Memang tidak mudah untuk mentaati setiap perintah Tuhan. Kecenderungan orang dewasa adalah lebih mementingkan logika, pengetahuan, dan bahkan egonya sendiri. Bukanlah hal yang mudah bagi kita untuk cepat memaafkan orang lain apabila kita habis bertengkar.

          Bukanlah hal mudah bagi kita untuk tidak terserang rasa kuatir, manakala kita melihat “persediaan logistik” kita menipis.

            Bukan pula suatu hal yang gampang untuk berterus terang.

            Menjadi seperti anak kecil bukan berarti kita menjadi kekanak-kanakan tetapi belajar akan sikap positif yang mereka miliki. Sikap seperti itulah yang Tuhan inginkan ketika kita berjalan bersama-Nya.  Tuhan menginginkan kepolosan kita, tidak ada yang perlu ditutup-tutupi. Tuhan ingin agar kita melihat Dia seperti seorang anak kecil melihat orang tuanya. Percaya dan menggantungkan diri sepenuhnya kepada-Nya.

            Ketika kita memilih untuk belajar menjadi seperti anak kecil, maka hidup kita akan dipulihkan, diubahkan. Segala hal-hal jahat yang kita lakukan akan diampuni oleh Dia. Dengan mudah kita akan mengerti apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan dalam diri kita, sehingga kita tidak akan lagi banyak mengeluh serta dihinggapi rasa kuatir. Dan yang terindah dari ujung hidup kita adalah, kita memperoleh bagian dalam Kerajaan Sorga.  

KITA ADA,
BUKANLAH SUATU KEBETULAN

Bacaan : Yesaya 44 : 2a ,“Beginilah firman Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau”.

Kelahiran kita bukanlah suatu musibah atau kesalahan. Hidup kita bukanlah suatu kebetulan alam. (walau kadang ada yang berkata :”Si anu menikah karena terjadi kecelakaan …alias hamil dulu sebelum menikah, tetap saja anak yang dikandung itu bukanlah di luar rencana Tuhan”, atau orang tua berkata lha ini anak di luar rencana – maksudnya sudah ikut KaBe, tapi tetap saja hamil dan punya anak, anak tersebut tetap ada dalam agenda rencana Tuhan).

Tuhan tidak terkejut dengan kelahiran kita, karena pada kenyataannya memang Dia justru mengharapkannya. Sebelum orang tua kita mengandung kita, kita sudah ada dalam pikiran Allah.
Jadi bukanlah nasib, kesempatan, keberuntungan, atau kebetulan bahwa saat ini kita hidup dan bernafas. Kita hidup karena Tuhan menginginkannya.
Hanya seperti itu? Enggak! Tuhan merencanakan setiap detail dari tubuh kita. Rambut kita lurus, kriting, atau brimob (brintik mobal-mabul). Kulit kita putih, kuning, hitam, atau sawo mangkak eh matang. Dia yang memilih suku bangsa buat kita. Dia yang memberikan talenta kita. Dia yang menentukan keunikan kepribadianmu.  
Mari baca Mazmur 139 : 15-16. Karena Tuhan  menciptakan kita untuk suatu alasan, Dia juga memutuskan kapan kita lahir dan berapa lama kita hidup. Dia merencanakan hari-hari dalam hidup kita sebelum kita lahir. (Itulah mengapa kita wajib mensyukuri setiap hari dalam kehidupan kita).   
Tuhan merencanakan di mana kita akan dilahirkan, dan akan tinggal demi tujuan-Nya.  Suku bangsa dan kewarganegaraan kita bukanlah suatu kebetulan. Tuhan sama sekali tidak kenal kata “kebetulan”. Dia merencanakannya demi suatu tujuan. Tak sedikitpun terdapat sesuatu yang asal-asalan dalam hidup kita. Kita baca bersama Kisah Para Rasul 17 : 16.
Ada satu hal yang begitu mengagumkan yaitu Tuhan juga menentukan bagaimana kita akan lahir. Tidak peduli bagaiman keadaan kelahiran kita, siapa orang tua kita, apakah baik, buruk, atau acuh tak acuh. Tuhan telah merencanakan penciptaan kita. Dia tahu bahwa orang tua kita akan memiliki gen yang tepat untuk menciptakan kita sesuai dengan apa yang ada di pikiran-Nya. Mereka memiliki DNA seperti yang diinginkan Tuhan untuk menciptakan diri kita. 
Tuhan tidak pernah melakukan apapun secara kebetulan, dan Dia tidak pernah membuat kesalahan. Dia mempunyai alasan untuk setiap hal yang Dia ciptakan. Setiap tumbuhan dan binatang direncanakan oleh Tuhan, setiap orang dirancang dengan sebuah tujuan dalam pikiran-Nya. Motivasinya dalam mencipta adalah kasih-Nya. Alkitab berkata,”Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya”. (Efesus 1 : 4)
Tuhan memikirkan kita bahkan sebelum Dia menciptakan dunia! Tuhan merancang lingkungan planet dan alam semesta hanya agar kita dapat hidup di dalamnya. Kita adalah pusat kasih-Nya  dan menjadi ciptaan-Nya yang paling berharga. Alkitab dalam Yakobus 1 : 18 mengatakan :”Atas kehendak-Nya sendiri Ia  telah menjadikan kita oleh  firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya”.
Saat ini semakin banyak ahli fisika, biologi, dan ilmuwan lain mempelajari hal-hal tentang semesta alam, semakin kita paham bagaimana dunia ini secara unik sesuai untuk keberadaan kita, dibuat dengan spesifikasi yang tepat sehingga kita dapat hidup.
Dr. Michael Denton, seorang ahli riset senior tentang genetika molekul di University of Otago, New Zealand, telah menyimpulkan,” Semua bukti yang terdapat di ilmu biologi mendukung inti dari pertanyaan…bahwa kosmos adalah suatu rancangan khusus utuh dengan kehidupan dan manusia sebagai tujuan dan maksud yang mendasar …”. Alkitabpun sejak ribuan tahun yang lalu telah mengatakannya. Tuhan Allah menciptakan bumi bukan supaya tetap kosong tetapi untuk didiami. Baca Kejadian 1 dan 2.
Mengapa Allah melakukan ini semua? Mengapa Dia begitu repot menciptakan semesta alam untuk kita?
Jawabannya : karena Ia adalah Allah yang kasih. Kasih semacam itu sulit untuk diukur, tetapi dapat diandalkan. Kita diciptakan untuk menjadi subyek khusus dari kasih Allah. Diciptakan untuk dikasihi.
            Kasih adalah inti dari karakter Allah. Terdapat kasih yang sempurna dalam hubungan Tritunggal Allah, maka tanpa menciptakan kitapun sebenarnya, Allah tidak akan kesepian.  Dia menciptakan kita untuk dapat mengungkapkan kasih-Nya. Dia berkata :”Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku mengendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. (Yesaya 46 : 4).
            Jika Allah tidak ada, kita semua adalah suatu kebetulan / kecelakaan, suatu akibat kemungkinan acak astronomi di alam semesta ini.
            Tetapi Allah ada, Dia menciptakan kita dengan suatu alasan, dan hidup kita memiliki arti yang sangat dalam. Kita akan menemukan arti dari tujuan hidup kita jika kita menjadikan Allah sebagai pusat referensi hidup kita.
            Sebagai penutup, renungkan kisah hidup Raja Henry III dari Bavaria berikut ini: Raja Henry III merasa bosan dengan istana dan tekanan-tekanan hidup sebagai raja. Ia mengajukan permohonan kepada kepala biara Richard dari sebuah biara lokal untuk menjadi pertapa dan hidup di biara.
“Baginda, apakah baginda mengerti bahwa ikrar para biarawan di sini adalah mengenai ketaatan? Akan menjadi amat berat bagi banginda untuk mematuhinya karena baginda pernah jadi seorang penguasa tertinggi”, kata kepala biara.
Jawab Raja Henry III,”Aku sangat paham, selama sisa hidupku aku akan selalu patuh kepadamu, karena Kristus memimpinmu”.
“Kalau begitu aku akan memberitahukan apa yang harus baginda lakukan”, kata kepala biara itu,”kembalilah ke singgasanamu dan layanilah dengan setia di tempat Tuhan telah menunjukmu”.
            Raja Henry III kembali ke istananya dan selalu berusaha untuk memerintah dengan taat.

            Sekarang ini, bila kita merasa capai akan tugas dan tanggung jawab kita, ingatlah bahwa Tuhanlah yang  telah menempatkan kita di satu tempat tertentu. Bukanlah kebetulan kalau kita menjadi putra atau putri dari pasangan orang tua kita, bukanlah kebetulan kalau kita jadi siswa atau siswi SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMP Masehi, SMKN 1, SMAN 1, SMAN 2, menjadi mahasiswa UKSW, UGM, UTM, dll. Bukanlah kebetulan kalau bapak dan ibu kita berprofesi seperti apa yang menjadi pekerjaan mereka sekarang.   Kristus yang menempatkan kita dan orang-orang di sekitar kita di tempat kita semua sekarang, Dia mengharapkan diri kita untuk setia di tempat di mana Kristus menempatkan diri kita, dan bila Dia kembali kita akan memerintah bersama-Nya. Amin.



HAPPY VALENTINE
1 Petrus 4 : 8,   Markus 12 : 28 - 31
            Tanggal 14 Februari, dirayakan sebagai hari Valentine di Amerika Serikat, dan sekarang ini bahkan dirayakan di hampir seluruh negara di dunia. Anak-anak membuat poster bergambar hati untuk ayah dan ibu mereka dan anggota keluarga yang lain. Para tetangga saling mengantarkan kue dan cokelat berbentuk hati. Di sekolah dan di tempat kerja orang saling berbagi cokelat atau gula-gula berbentuk hati. Kantor pos sibuk mengantarkan kartu bergambar hati hati, karena banyak orang berkirim kartu kepada sanak saudara, teman, atau pacar. Orang saling mengucapkan,”Happy Valentine’s Day, You are my Valentine”.
            Baru-baru ini bahkan ada sebuah hotel yang menawarkan sebuah kamar yang seluruh bagian dalamnya dihias dengan cokelat yang sebagian di antaranya bisa dimakan.  
Apa asal usul hari Valentine?  Menurut tradisi yang dapat dipercaya, Valentine lahir pada tanggal 14 Februari 270.  ia menjadi uskup di kota Terni, Italia yang menyayangi dan disayangi banyak orang. Kotbah-kotbahnya sering berpokok pada kasih sayang Tuhan Yesus pada semua orang tanpa membedakan kedudukan atau asal usulnya. Semua orang ingin mendapatkan kasih sayang dan semua orang bisa memberikan kasih sayang.  Ketika Kaisar Klaudius menghambat umat Kristen, Uskup Valentine ditangkap.  Namun dari penjara tempat dia disekap dan dianiaya, Valentine mengingat setiap orang yang dicintainya.  Dalam sel, setiap hari dia membuat kartu bergambar hati, dengan ucapan “aku cinta padamu” dan mengirimkannya kepada setiap orang yang dicintainya.
Semua orang yang ada di penjara itu juiga merasakan kasih sayang Valentine. Mereka menmpelkan kartu bergambar hati di sel masing-masing.  Setelah Valentine dihukum mati, orang-orang di penjara itu melanjutkan kebiasaan membuat dan mengirimkan kartu bergambar hati. Di kemudian hari, gereja menyatakan Valentine sebagai seorang  santo.Begitulah sekarang ini tanggal 14 Februari dirayakan sebagai hari Santo Valentine.
Valentine menyelami lubuk hati setiap orang. Tanpa kecuali tiap orang mempunyai kebutuhan untuk dicintai dan juga mencintai. Kehadiran orang-orang yang dapat kita cintai dan mencintai kita terasa menjadikan hidup ini lebih indah dan bermakna.
Memang itulah indahnya hidup. Kita bisa menunjukkan kasih sayang pada orang lain dan serempak dengan itu kita pun menimbulkan kasih sayang pada orang lain sehingga mereka pun menyayangi kita.
Ada contoh dalam Alkitab tentang hal itu, bisa kita baca dari  Ester 2 : 15. Di situ tertulis,”Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia”.  Arti kalimat itu adalah bahwa semua orang yang bergaul dengan Estermencintai dia. Mengapa demikian? Karena Ester menunjukkan kasih sayangnya pada mereka. Sebagaimana ayunan langkah kedua kaki dapat terjadi karena salah satu memulainya, demikian juga kasih sayang dan cinta. Kita tidak bisa mengharap orang mencintai kita, kalau kita sendiri tidak mencintai mereka. Kalau kita ramah, orang juga akan ramah terhadap kita. Kalau kita cemberut, orang juga akan cemberut pada kita. Cuaca hidup kita sehari-hari ditentukan oleh kita sendiri. Kalau muka kita masam, dunia juga akan bermuka masam pada kita. Kalau kita tersenyum, dunia juga akan tersenyum pada kita. Kasih sayang berputar secara timbal balik. Ketika kita memberi, orang lain menerima, saat itu timbullah kasih sayang pada orang lain terhadap kita.     
Pertanyaan kita sekarang seberapa besar kasih yang ada dalam diri kita?  Renungkan kisah berikut ini :
Ada seorang laki-laki bernama Charles Lamb. Dia pernah begitu mencintai seorang wanita. Tetapi dia harus melupakan keinginannya untuk menikah ketika melihat bahwa keluarganya sangat membutuhkan pertolongan dan perhatiannya, terkhusus saudara perempuannnya, Mary, yang sudah berkali-kali mengalami gangguan mental.
Suatu hari penyakit Mary kambuh, ia mengamuk dan menikam ibunya sehingga meninggal.Sejak saat itu Charles memutuskan untuk menjadi penjaga Mary. Selama tiga puluhan tahun, ia menjaga Mary dengan penuh kewaspadaan. Seorang teman Charles berkata bahwa ia beberapakali melihat Charles dan Mary bergandengan menuju rumah sakit jiwa. Mata keduanya basah oleh airmata. Sungguh ini merupakan kisah sedih, sekaligus kisah yang luar biasa.
Dari kisah di atas, kita mendapat suatu pelajaran penting, kasih itu butuh pengorbanan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita mencintai seseorang dengan hanya memberinya kartu bergambar hati atau cokelat. Kita juga harus mau berkorban untuknya.
Saat ini, mari kita menginstropeksi seberapa besar kasih yang sudah kita nyatakan terhadap:
a.      Allah
Ingat jauh sebelum budaya Valentine ada, Allah telah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya pada kita dengan cara memberikan hadiah yang luar biasa, yaitu putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Responlah kasih Allah ini dengan   menyatakan kasih kita kepada-Nya dalam pikiran dan tindakan kita.
b. Keluarga
Keluarga adalah orang-orang terdekat, kita memiliki pertalian darah dengan mereka. Pengorbanan apakah yang sudah kita berikan demi membahagiakan keluarga kita? Mungkin sekali mereka sedang membutuhkan perhatian dan pertolongan kita saat ini.
c. Saudara seiman
Hiduplah rukun dan saling mengasihi terhadap saudara seiman. Kita adalah Keluarga Allah yang seharusnya saling peduli dan  saling menopang satu dengan yang lain.
d. Rekan sekolah/sekerja
Kebencian, rasa tidak suka, dan irihati sering muncul di sekolah atau di tempat kerja. Pada hal kita mencari ilmu dan mencari rezeki di tempat yang sama. Oleh karena itu bukankah akan lebih baik kalau kita melakukannya dalam suasana kasih?

Yang Muda atauYang Tua?

Kalau kita memilih buah, pilih yang tua atau yang muda? Pasti menjawabnya: “Ya tergantung buah apa dulu”.  Kalau buah mentimun, jelas enak yang muda. Tidak ada to yang memilih buah mentimun yang sudah tua, kuning, dan keriput.  Jangankan orang, kancil saja nggak mau.  Begitu juga dengan buah kelapa.  Kalau sedang berada di Semarang, Yogyakarta, Jakarta atau Surabaya, di waktu siang bolong, pada saat panasnya ruarrr biasa tentu kita akan memilih kelapa muda. Di tambah es, diminumnya di bawah pohon yang rindang, pasti akan terasa maknyus.

 Sebaliknya kalau buah yang harus dipilih adalah buah rambutan, pasti hanya orang yang  tingkat kewarasannya dipertanyakan yang memilih buah yang masih muda. Buah rambutan muda, apanya yang mau dimakan? Masih kopong, hanya ada rambutnya thok. (belum ada AN-nya) begitu juga sawo, pasti tidak ada yang mau makan sawo yang masih muda tho, selain banyak getahnya, rasanya sepet.

Bagaimana dengan orang? Mana yang lebih berguna, yang muda atau yang tua? Bila kita harus pergi ke dokter karena sakit, mana yang dipilih, dokter muda yang baru saja lulus atau dokter tua yang hampir pensiun? 

Pembedaan antara tua dan muda terjadi dalam banyak urusan. Ada pandangan yang mengagungkan masa muda. Sebaliknya ada yang mengagungkan masa tua. Padangan yang mengagungkan masa muda berkata,”Yang berguna bagi masyarakat adalah orang muda. Orang muda lebih kreatif, lebih produktif, berpikir dinamis dan cakap memimpin.” Benarkah itu?  Coba perhatikan data berikut : Soekarno baru berumur 27 tahun ketika mendirikan PNI, RA Kartini baru berumur 21 tahun ketika mendirikan sekolah bagi anak perempuan, Sudirman baru berumur 30 tahunan ketika menjadi Jenderal, Iganatius Slamet Riyadi baru 26 tahun ketika menjadi Letnan Kolonel.  Seorang tokoh pandangan ini bernama Simone de Beauvoir berkata,”Orang yang sudah tua tidak berguna bagi masyarakat. Makin tinggi umur orang, makin rendah pengetahuannya. Makin maju umur orang, makin mundur kecakapan berpikirnya.”   

Sebaliknya ada juga pandangan yang mengagungkan masa tua. Dalam kitab Wulangreh, orang tua digambarkan sebagai pohon beringin yang berakar dengan meluas dan mendalam. Kepada orang  tualah, orang berteduh dan berguru. Kong Fu Tse (551-479 SM) juga mengagungkan masa tua.  Ia berkata,”Pada umur 20, orang belajar bijaksana, umur 30 tahun tumbuh bijaksana, umur 40 merasa bijkasana, umur 50 mencoba bijaksana, umur 60 mulai bijaksana, dan umur 70 baru bijaksana.”

Sekarang bagaimana dengan ajaran Alkitab? Apakah Alkitab mengungkapkan salah satu masa? Yang mana?  Atau keduanya? Mari kita lihat dan cermati : Pertama, tentang masa muda.  Di Pengkotbah 11 : 9 tertulis,”Bersukarialah ...dalam kemudaanmu, biarlah hatumu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu...”   Di sini masa muda dianggap sebagai suatu kegembiraan dan Tuhan memberi kebebasan agar orang menikmati masa muda. Namun tunggu dulu, ayat ini segera dilanjutkan dengan,” ...tetapi, ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah membawa engkau ke pengadilan.” Apa artinya itu? Artinya orang harus mempertanggungjawabkan penggunaan masa mudanya kepada Tuhan. Ayat ini dilanjutkan dengan suatu pedoman,”Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu ...” (Pengkotbah 12:1). Kedua, tentang masa tua. Di Mazmur 92 : 13 – 16 tertulis,”Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma ...pada masa tua pun mereka masih berbuah ...”  Pemazmur ini mengerti sifat pohon kurma. Umur pohon kurma mencapai puluhan tahun. Buah kurma justru semakin berkualitas ketika pohonnya sudah tua. Pemazmur ini hendak  berkata bahwa masa tua adalah masa menghasilkan buah yang bermutu.  Apa sebabnya?  Pemazmur ini melanjutkan,”...mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah”.  Masa tua adalah masa berbuah karena berakar pada Tuhan.  Apa tujuan  berbuah pada masa tua?  Pemazmur ini menjawab,”...untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku....”  Artinya masa tua bukan untuk menganggur, melainkan ada fungsinya, yaitu bersaksi pada generasi anak cucu tentang kebenaran dan kesetiaan Tuhan.

            Jadi, Alkitab tidak mengagungkan masa muda lalu melecehkan masa tua. Sebaliknya, Alkitab juga tidak mengagungkan masa tua lalu meremehkan masa muda.  Dengan indahnya Yesaya 46 : 3 – 4 merangkum sikap Tuhan terhadap masa muda dan masa tua:
“ ... hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan yang Kujunjung tinggi  sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau mendukung kamu terus, Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. Tulisan ini mengandung arti :
Pertama, Allah adalah Tuhan atas masa tua dan masa muda.
Kedua, ini adalah pengakuan bahwa Tuhan memelihara hidup kita di masa muda dan masa tua secara berkesinambungan.
Ketiga, ini adalah amanat agar masa muda dan masa tua dijalani secara benar. Tuhan memberikan masa muda bukan supaya kita tenggelam dalam obsesi mengejar pelbagai ambisi dan prestasi, kedudukan, kesenangan, dan harta benda.  Di sini terkandung peringatan bahaya bahwa dalam masa muda kita begitu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk Tuhan dan orang lain.  Yesaya mengingatkan bahwa kita menjalani masa muda bukan karena kekuatan sendiri tetapi karena Tuhan menjunjung kita.

         Amanat ini juga memberi peringatan tentang masa tua. Tuhan memberi masa tua bukan supaya kita hanya melihat hal-hal yang jelek dan menjengkelkan. Masa ini diberikan bukan hanya untuk mengeluh, tetapi untuk melihat hal-hal yang baik yaitu bahwa Tuhan sungguh telah bermurah hati dan bahwa pada saat kita menjalani masa tua bukan sendirian, melainkan Tuhan sedang menggendong kita.
Baik terhadap masa muda maupun masa tua Alkitab menegur sekaligus menghibur. Baik masa muda maupun masa tua memiliki bahaya dan indahnya masing-masing.